Valentine Day Menurut Pandangan Islam

Hari ‘kasih sayang’ yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada bulan Februari yang disebut ‘Valentine Day’ amat popular dan merebak di seluruh pelusuk dunia bahkan di Malaysia turut menerima tempiasnya. Sebelum menjelangnya 14 Februari setiap tahun, di mana-mana kita dapat lihat iklan-iklan yang mempromosi Valentine Day ini dan kadang-kadang masyarakat Islam turut meraikannya tanpa mengetahui sejarah di sebalik Valentine Day.

Sejarah Valentine

Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut ‘Syuhada’) yang kerana kesalahan dan bersifat ‘dermawan’ maka dia diberi gelaran Saint. Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 – 270 M). Untuk mengagungkan St. Valentine yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai ‘upacara keagamaan’.

Tetapi sejak abad 16 M, ‘upacara keagamaan’ tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi ‘perayaan bukan keagamaan’. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.

Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani (Kristian), pesta ‘supercalis’ kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai ‘hari kasih sayang’ juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu ‘kasih sayang’ itu mulai bersemi ‘bagai burung jantan dan betina’ pada tanggal 14 Februari.

Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti ‘galant atau cinta’. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahawa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari.

Secara kesimpulannya Valentine Day ini lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak akidah umat Islam dan pada masa yang sama memperkenalkan gaya hidup barat dengan bertopengkan percintaan, perjodohan dan kasih sayang.

Pandangan Islam

Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam?

Mari kita renungkan Hadis Rasulullah s.a.w:
“Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.

Firman Allah s.w.t. dalam Surah Al-Imran ayat 85 :
“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

69 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.